migrasi

Upacara Seren Taun Desa Malasari Tahun Ini Tekankan Tema Ngajaga Ngaraksa

portalpa - Jumat, 12 Juli 2024 | 19:09 WIB

Upacara ritual adat Seren Tahun di Desa Malasari, Nanggung, Kabupaten Bogor, Jumat (12/7/2024).
Upacara ritual adat Seren Tahun di Desa Malasari, Nanggung, Kabupaten Bogor, Jumat (12/7/2024).

NANGGUNG, PortalPasundan.com – Warga Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, kembali menggelar upacara adat Seren Taun. Acara budaya khas ini digelar sejak Kamis hingga Jumat (11-12/7/2024).

Istilah Seren Taun berasal dari kata Seren dan Tahun. Dalam bahasa Sunda, Seren berarti menyerahkan. Sedangkan kata Taun artinya Tahun. Ini merupakan sebuah upacara adat yang dilakukan sebagai salah satu bentuk rasa syukur dari masyarakat Sunda terhadap hasil panen yang telah didapat.

Upacara ini dilakukan tiap tahun secara rutin dan diikuti seluruh warga desa mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, semuanya ikut ambil bagian dalam upacara ini.

Upacara Seren Taun kali ini pun berlangsung semarak namun tetap khidmat penuh nilai-nilai spiritual.

Acara Seren Taun dalam perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1446 Hijriyah tahun 2024 ini mengusung tema ‘Ngajaga Ngaraksa’ yang dapat diartikan menjaga dan merawat.

“Tema ‘Ngajaga Ngaraksa’ langsung dari kasepuhan sekaligus mengajak kepada Incu Putu (cucu cicit generasi penerus) yang ada di Kasepuhan Malasari ini untuk menjaga dan merawat adat istiadat dan budaya,” ungkap Ketua Panitia Acara Seren Taun Kasepuhan Malasari, Ucu, Jumat (12//7/2024).

Ucu menegaskan, tema kegiatan Seren Taun ‘Ngaja Ngaraksa’ bukan hanya diputuskan kasepuhan, akan tetapi biasanya ada wangsit dari para leluhur, dan memang biasanya sesuai dengan keadaan tahun ini yang sedang terjadi.

“Biasanya kalau dari tema yang diangkat tersebut di kasepuhan itu mendapatkan wangsit dan itu menyesuaikan dengan keadaan biasanya. Seperti tahun lalu temanya ‘Ngajadi Ngajadi Hiji’. Kemudian pada saat ini lebih ke ‘Ngajaga Ngaraksa’,” katanya.

Menurut Ucu, kegiatan Seren Tahun biasa dilakukan setiap tahun pada hari Jumat pertama bulan Muharram.

“Adat istiadat ini secara hati kan sangat ‘Luhung Adigung’, kalau menurut orang Sunda dalam artian di sini ‘tinggi’ kalau secara hukum adat, kalau memang ada yang dilanggar atau dalam bahasa kasepuhan itu ‘Dirumpak’ maka akan ada akibatnya,” sebutnya.

Rangkaian acara Seren Taun diawali pada Kamis (11/7/2024) dengan dengan upacara ‘Ngadiukeun’ oleh kasepuhan dilanjutkan dengan ‘Ngariung Nadar’, membaca Manakib hingga malam hari diisi kegiatan pawai obor dan tabligh akbar.

“Acara dilanjutkan pada Jumat 12 Juli 2024 dilaksanakan ritual adat yang merupakan acara inti yang dilakukan oleh kasepuhan. Setelah selesai Jumatan acara dilanjutkan untuk hiburan tradisional seperti Pencak Silat, Tari Jaipong, dan lain sebagainya,” katanya.

Dijelaskannya, hasil panen padi tahun ini secara keseluruhan bagus dan diharapkan untuk tahun berikutnya pun dengan hasil yang baik.

Kasepuhan Desa Malasari dan generasi penerusnya.

“Sebenarnya, kalau yang mengikuti perintah dari kasepuhan biasanya suka ada hitungan-hitungan untuk memulai panen padi harus di bulan apa. Tetapi kalau memang yang tidak mengikuti ya itu lah akan ada akibatnya,” katanya.

Lebih lanjut, melalui Seren Taun sesuai dengan temanya diharapkan semua warga dapat menjaga apa yang sudah ada dan merawatnya.

“Meskiun jaman menjadi modern atau sudah jaman digital tetapi tetap harapannya budaya itu tetap dijaga. Jadi, dalam pribahasa sunda itu ‘Ngindung Ka Waktu, Mi Bapak Ka Jaman’. Jadi, ya itu tadi, sekali pun sekarang jaman sudah digital sudah modern tetapi tetap budaya itu menjadi acuan dan tidak ditinggalkan,” katanya.
(Rdy)

Tags
Artikel Terkait
Rekomendasi
Terkini