PAMIJAHAN, PortalPasundan.com – Warga di Desa Gunung Bunder 2, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, sebagian besar bekerja sebagai petani. Untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga berupaya kreatif mencari peluang usaha lainnya di antaranya menjual kembang Genjer.
Tanaman Genjer atau kelayan, dengan sebutan bahasa latin Limnocharis Flava adalah sejenis tumbuhan rawa, banyak dijumpai dan tumbuh secara liar (alami) di sawah atau perairan dangkal dan biasanya tumbuh bersama dengan tanaman eceng gondok.
“Dulunya daerah kami banyak tanaman kucai, tapi sekarang sudah jarang. Saat ini yang masih ada sawah padi, dan di situ banyak tanaman genjer. Tanaman ini daunnya bisa dikonsumsi untuk sayuran dan bunganya bisa dijual,” ucap Leo (35) warga Kampung Rawa, Desa Gunung Bunder 2, Kamis (20/6/2024).
Hal serupa diungkapkan Sama (46), seorang Ketua RT di kampung tersebut. Dijelaskannya, penjualan kembang Genjer ini cukup membantu tambahan penghasilan bagi warga guna mencukupi risiko kebutuhan hidup para petani.
“Meskipun tanaman ini tumbuhnya tidak rutin, tapi saat tanaman ini ada, maka warga memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil bunga tanaman ini dan dijual ke pasar-pasar,” ucapnya.
Ia menjelaskan, sekarang ini di wilayah kampungnya tersebut memang sudah sangat jarang tanaman kucai, meskipun dahulu tanaman kucai sempat menjadi tanaman primadona bagi para petani.
“Sekarang kucai sudah pergi, namun sesekali datang tanaman Genjer. Jadi istilah leluconnya dari warga di sini itu, Genjer ini tanaman mereka kembali,” ujar Sama sambil tersenyum.
Sebagai informasi, genjer ini dapat menjadi tanaman ternak tahunan. untuk tingginya bisa mencapai 50 centimeter. Tanaman ini mudah ditemukan di sawah dan rawa atau di perairan dangkal.
Rimpang (batang tanaman) tebal dan tegak dengan posisi terbenam di dalam lumpur; daun tegak atau miring, tidak mengapung. Tangkainya panjang dan berlubang, bentuk helainya bervariasi, mahkota bunga berwarna kuning dengan diameter 1,5 cm, kelopak bunga hijau.
(Rdy)