Portalpasundan.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemprov DKI Jakarta melaporkan sekitar 12 ribu kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Jakarta. Lonjakan kasus terjadi pada April 2024.
“Di Jakarta lonjakan cukup tinggi April-Mei, kalau sampai angka sampai September tembus 12 ribu lebih kasus DBD, periode tertinggi 3.000-an. Maret 2.000-an, April 3.000-an, kemudian Mei dan seterusnya mulai turun,” kaya Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam diskusi di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (25/9/2024).
Ani menuturkan Jakarta Barat menjadi wilayah tertinggi yang melaporkan kasus DBD. Upaya penanggulangan terus dilakukan, salah satunya mengencangkan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M (menguras, menitip, mendaur ulang) plus.
“Kalau lihat situasi Jakarta Jakbar memang wilayah yang relatif tinggi dibanding wilayah lain. Terkait penanggulangan penyakit DBD kita udah kenal PSN ya, 3M plus yang biasa kita lakukan itu adalah tetap dipakai,” jelasnya.
Di samping itu, Dinkes Jakarta segera menyebar nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia untuk menurunkan kasus DBD. Di tahap awal, nyamuk mulai disebar di RW 7 Kembangan, Jakarta Barat.
“Kemudian akan ditambahkan satu inovasi baru, yakni nyamuk Aedes aegpyti ber-wolbachia,” ujarnya.
Telur nyamuk akan ditempatkan di sebuah ember, lalu ember itu berisikan sekitar 100-150 telur nyamuk dan akan diletakkan di rumah-rumah warga yang menjadi orang tua asuh (OTA). Ember itu akan ditempatkan dengan jarak 50 meter dari satu ember ke ember lain.
Keberadaan nyamuk ber-wolbachia diharapkan menekan angka kasus DBD. Dinkes DKI menargetkan populasi nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia mendominasi populasi nyamuk aedes aegypti biasa.
“Memang butuh waktu dari sejak rilis sampe kita punya target 60% populasi nyamuk ber-wolbachia mendominasi populasi nyamuk,” imbuhnya.
(JK)