TAMANSARI,Portalpasundan- Bisnis tanaman hias tidak sehebat dua tahun lalu, dimana penjualan terbilang laris manis. Tidak hanya warga lokal, pasar internasional pun dirasa hebat saat itu. Kini, omzet penjualan tanaman hias anjlok
Bahkan, harga jual tanaman hias pun tidak lagi bersaing seperti 2 tahun belakangan.
Supplier tanaman hias ternaman di Bogor Minaqu melalui manager Operasional Shandy Sinaga mengatakan, ada penurunan omset dari tahun 2019 sampai 2021, yang cukup drastis.
“Kalau saya lihat ada beberapa hal kenapa permintaan berkurang ke Eropa. Salah satunya diakibatkan perang Rusia dan Ukraina, jadi ada beberapa permintaan di cancel pengiriman ke Eropa khususnya,” ujar Sandi Sinaga kepada wartawan, belum lama ini
Minaqu Indonesia merupakan sentra budi daya tanaman hias yang hampir 80 persen transaksinya di ekspor.
Negara Eropa, Amerika menjadi pangsa pasar utama produk tanaman yang di budidayakan nya.
Untuk mempertahankan bisnis tanaman dan tetap eksis Minaqu menggali potensi tanaman lokal daerah seperti Papua dan varian nya
“Kami coba ekplorasi dengan beberapa syarat, tentunya kita akan budidaya dulu sebelum kita perkenalkan. Jadi tidak ekspor secara berlebihan kita ambil beberapa sampel kita perbanyak di perusahaan kita, baru kita perkenalkan keluar negeri.” bebernya
Minaqu Indonesia memiliki sistem teknologi laboratorium kultur jaringan dan mampu memperbanyak benih tanaman dalam skala yang lebih besar.
Dengan koleksi sekitar 200 jenis dalam green house dengan kemampuan pembiakan 150 ribu tanaman.
” Saat ini harga tanaman bervariatif mulai dari 10 ribu sampai jutaan. Peminat di lokal ada penurunan drastis, kita coba langkah promosikan tanaman hias dan juga tetap eksis di pasar lokal dengan menawarkan ke pemerintahan, perkantoran, perbankan untuk sebagai hiasan.” tandasnya. YS