JAKARTA, PortalPasundan.com — Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2024 ada 25,22 juta penduduk miskin di Indonesia. Rasionya setara dengan 9,03% dari total penduduk secara nasional.
Kendati angkanya tinggi, jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 sudah berkurang sekitar 680 ribu orang dibanding Maret tahun 2023.
Mengutip penjelasan BPS, penduduk miskin adalah orang yang memiliki rata-rata pengeluaran di bawah garis kemiskinan.
Garis kemiskinan adalah patokan pengeluaran minimum untuk makanan dan non-makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.
Nilai garis kemiskinan nasional pada Maret 2024 sebesar Rp582.932 per kapita per bulan.
Dengan demikian, masyarakat yang pengeluaran bulanannya di bawah standar tersebut masuk kategori miskin, sedangkan yang pengeluarannya setara atau lebih tinggi tak masuk hitungan miskin.
Plt. Sekretaris Utama BPS Imam Machdi mengatakan setelah sempat meningkat pada masa pandemi Covid-19, sebelumnya tingkat kemiskinan terus menurun sejak Maret 2021. Adapun, tingkat kemiskinan di Maret 2024 sudah lebih rendah dibandingkan kondisi sebelum pandemi.
“Presentase penduduk miskin turun 0,33 persen poin, jumlah penduduk miskin turun sebanyak 0,68 juta orang,” ujar Imam dalam rilis BPS.
Berdasarkan wilayah, terjadi penurunan tingkat kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan. Di mana penurunan di perdesaan lebih besar dibandingkan dengan perkotaan.
Tercatat, pada Maret 2024 tingkat kemiskinan di perdesaan mencapai 11,79 persen, sementara di perkotaan sebesar 7,09 persen. Adapun, terjadi penurunan tingkat kemiskinan di perdesaan sebesar 0,43 persen poin dan perkotaan turun 0,20 persen poin bila dibanding tahun lalu pada periode yang sama.
“Jika dibandingkan masih terjadi disparitas yang cukup lebar antara perkotaan dan perdesaan. Pada Maret 2024 tingkat kemiskinan di perdesaan mencapai 11,79 persen, sementara perkotaan 7,09 persen,” katanya.
Imam menjelaskan, jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi, maka tingkat kemiskinan di pedesaan sudah lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi. Sementara, tingkat kemiskinan di wilayah perkotaan masih lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi.
“Tingkat kemiskinan perdesaan pada Maret 2024 lebih rendah 0,81 persen poin bila dibandingkan September 2019, sementara tingkat kemiskinan perkotaan pada Maret 2024 masih lebih tinggi 0,53 persen poin jika dibandingkan kondisi September 2019,” ungkapnya.
(MUL)